Senin, 22 Februari 2010

Sistem Penunjan Keputusan [ Bab I ]

BAB I
KERANGKA UNTUK PENGEMBANGAN
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)



A. Pendahuluan

Organisasi atau instansi bentuk apapun dan dalam bidang gerak apapun tidak terlepas adanya problematika, baik probelamatika berasal dari internal maupun problematika berasal dari eksternal organisasi. Adanya problematika itulah, maka sudah menjadi kewajaran bagi manajemen berusaha dengan sumber daya yang ada untuk menekan atau bahkan memberikan solusi atas problematika itu guna tercapainya tujuan organisasi.
Perubahan struktur pasar, teknologi produksi atau pertumbuhan ekonomi misalnya, akan memberikan warna tersendiri terhadap timbulnya problematika baru bagi organisasi, yang suka tidak suka setiap organisasi sudah semestinya mempunyai cara jitu untuk menyelesaikan problematika tersebut. Ketajaman analysa terhadap problematika dan kemampuan diri dalam memberikan pilihan dan alternative yang tepat untuk setiap pemecahan masalah yang timbul dalam organisasi tentunya menjadi hal yang sangat penting demi kelangsungan organisasi untuk tetap eksis dimasa yang akan datang.
Diantara tugas manajemen yang mendasar adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan mengembangkan organisasi yang dimanaj-nya. Untuk menjalankan dua misi ini perusahaan sering kali dihadapkan pada persoalan pemiihan alternative tindakan, yaitu pengambilan keputusan.
Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan berbasis teknologi informasi secara global, ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan teknologi penerapan sistem informasi dalam meng - expand area penggunaan teknologi informasi tersebut, seperti dapat kita jumpai pada penggunaan system informasi : perhotelan, pariwisata, kepolisian, pemasaran, Produksi, Material Requirement Planning dan terutama penggunaan teknologi informasi dalam pemecahan masalah yang semakin kompleks, baik permasalahan yang berbentuk masalah terprogram, semi terprogram dan masalah tidak terprogram atau berkenaan dengan masalah terstruktur, semi terstruktur dan masalah yang tidak terstruktur.
Kemajuan teknologi informasi juga telah memberikan kontribusi terhadap perubahan budaya organisai, seperti keputusan yang cepat, tepat, informasi yang tepat, akurat danup to date.
Masalah (problem) : suatu kondisi yang mempunyai potensi merugan, atau suatu kondisi yang mempunyai potensi yang menguntungkan. Jika kondisi mempunyai potensi yang merugikan, maka hendaknya diberikan upaya untuk menghindari, dikurangi, ditekan atau dihilangkan. Sebaliknya jika kondisi mempunyai potensi menguntungkan, maka sebaiknya kondisi ini dijaga dan dikembangkan.
Ada beberpa bentuk masalah, yaitu :
1. Masalah terstruktur (terprogram) adalah masalah-masalah yang sudah pasti artinya bahwa processing penyelesaian masalah tersebut sebenarnya sudah prosedural. Contoh: Masalah pengendalian pendapatan dari pesanan, siklus akuntansi, nilai ujian, angsuran asuransi, rumah, kendraan dan lainnya.

2. Masalah semi terstruktur (semi terprogram) adalah masalah semi prosedural dan masih membutuhkan pertimbangan hal lain artinya dalam proses pemecahannya masih ada faktor yang perlu dipertimbangkan agar penyelesaian yang dihasilkannya tidak salah. Contoh : Masalah kenaikan pangkat/jabatan, Fasilitas kendaraan dinas, Pembuatan Jadwal pada proses produksi yang harus mempertimbangkan capacity, machine, Skill, dan Man.
3. Masalah tidak terstruktur (tidak terprogram) adalah masalah yang tidak memiliki prosedural pasti atau bahkan dapat dikatakan bahwa masalah tersebut akan muncul tergantung pada faktor lain yang mempengaruhinya (“ Natural problems”).
Contoh : Masalah Biaya : ini tergantung terhadap pengaturan, Karena ridak ada manusia yang mampu mengetahui perkembangan biaya pasti (Fix Cost) dimasa yang akan datang dan yang ada hanya perkiraan, dan karena masalah tersebut tergolong tidak dapat dipastikan perkembangannya pada waktu yang berbeda, maka masalah tersebut berarti tidak mempunyai struktur.
Dengan memahami relaitas bentuk permasalahan yang berkembang dalam kehidupan baik pada area bisnis maupun lainnya, maka pada intinya dapat saya katakan bahwa masalah yang selalu ada dalam kehidupan manusia pada dasarnya memiliki bentuk terstruktur, semi terstruktur dan tak terstruktur. Namun demikian dengan adanya kemajuan dunia pada teknologi informasi, maka penggunaan teknologi informasi sebagai sarana dalam pemecahan berbagai permasalahan hidup menjadi alternatife yang dianggap relevan dengan perkembangan jaman saat ini.

B. Definisi dan Konsep

 Beberapa konsep atau pengertian sistem informasi
Sebelum memahami secara detail konsepsi sistem pendukung/penunjang keputusan, berikut disertakan beberapa pengertian mengenai sistem informasi berdasarkan pendapat para ahli seperti :
1. Menurut Robert. A Szymanski dalam bukunya “ Computer And Information System “ menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara bersama-sama dalam mengelola : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan serta pendistribusian informasi.
2. Menurut Simkin Mark G. dalam buku “ Computer Information System For Bussiness “ memberikan Definisi bahwa sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama baik secara manual atau berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan.
3. Menurut Burch & Strater mendefinisikan dalam buku “Information System Theory & Practice “ menyatakan bahwa Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi – fungsi yang bergantung secara formal dan secara systematic yang terdiri dari :
(a) melaksanakan pengolahan data transaksi operasional
(b) Menghasilkan informasi untuk mendukung manajemen dalam melaksanakan aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan
(c) menghasilkan berbagai laporan bagi kepentingan external organisasi.
Dari tiga definisi tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa secara umum fungsi sistem informasi itu meliputi 3 (tiga) hal yaitu :
• Mengambil Data (data capturing/input),
• Mengolah, mentransformasi dan mengkonversi data menjadi informasi.
• Mendistribusikan informasi (reporting/disseminating kapada para pemakai .
Proses
Input Output






Gambar 01. Fungsi Sistem Informasi Secara Umum
 Kualitas Informasi.

Gambar 02. Kualitas Informasi pada Sistem Informasi Menurut Burch
 Fungsi Informasi Bagi Organisasi

Fungsi informasi dalam organisasi menurut Shrode dalam bukunya “ Organization and Mangement: Basic System Concepts” menyatakan bahwa informasi adalah darah dan elemen penting dalam menjaga kelangsungan hidup suatu organisasi. Adapun hubungan antara sistem informasi dengan organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Strategis

Taktik
Operasional






Gambar 03. Hubungan Sistem Informasi dengan Organisasi

Disamping ada hubungan system informasi dengan organisasi, ada juga hubungan yang tak bisa dipisahkan yaitu hubungan antara suatu organisasi tersebut dengan lingkungan. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :








Gambar 04. Hubungan Suatu Organisasi Usaha dengan Lingkungan













Gambar 05. Hubungan Suatu Organisasi Usaha dengan Lingkungan
 Perbandingan SIM Versus SPK

Pendekatan SIM meningkatkan focus pada aktivitas system informasi, dengan memberikan tambahan penekanan pada integrasi dan perencanaan fungsi system informasi. Dalam prakteknya SIM operasionalnya bersifat :
1. Fokus informasi ditujukan kepada manajer menengah
2. Arus informasi terstruktur
3. Pemaduan pekerjaan EDP oleh fungsi bisnis, (SIM produk, SIM Marketing , SIM Personalia Dan Lainnya).
4. Penggenerasia query dan laporan biasanya menggunakan database.
Sedangkan aktivitas SPK mempunyai focus yang lebih terpusat dalam organnisasi dengan penekanan pada sifat :
1. Difokuskan kepada keputusan, yang ditujukan bagi pembuat keputusan yang mempunyai posisi sebagai eksekutif dan manajer puncak.
2. Memiliki penekanan dalam hal fleksibilitas (keluwesan), kemampuan adaptasi dan response yang cepat.
3. Dilakukan dan dikontrol oleh pemakai, dan memberikan gaya pembuatan keputusan personil bagi manajer secara perorangan.










Gambar 06. Perbandingan Fokus SIM Versus SPK
 Tipologi Sistem Informasi berbasis pada perkembangan Teknologi Informasi










Gambar 07. Tipologi Sistem Informasi berbasi teknologi informasi

C. Konsep Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Adalah sebuah koleksi dari elemen-elemen tertentu yang saling berhubungan dan terintegrasi melakukan aktivitas untuk tujuan tertentu yaitu untuk membuat keputusan yang spesifik dan untuk memcahkan masalah yang spesifik pula.

Sebuah sistem keputusan, merupakan model sistem yang mampu memproduksi hasil keputusan dalam bentuk keputusan terbuka dan bentuk keputusan tertutup. Keputusan tertutup adalah sebuah keputusan yang dipisahkan dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Pada sistem ini para pengambil keputusan dianggap :
1. Mengetahui semua bentuk alternatif dan semua akibat (hasil) yang ditimbulkannya.
2. Memiliki metode (aturan, hubungan, pertimbangan) yang memungkinkan untuk pembuatan urutan prioritas kepentingan semua alternatif.
3. Memilih alternatif yang mampu memaksimalkan sesustu seperti : laba, volume penjualan atau nilai guna.

Konsep sebuah sistem pendukung keputusan tertutup ini beranggapan bahwa hanya orang rasional yang secara logis mengguji semua alternatif, melakukan sortir berdasarkan kepentingan hasilnya, dan akan memilih alternatif yang akan membawa hasil yang maksimal. Jadi dengan kata lain bahwa sistem pendukung keputusan tertutup merupakan sistem pemecahan masalah dengan cara “ Trial and Error”
Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya. Ini adalah keterbatasan rasionalitas yang diuraikan dalam bab 3. bila dalam model teertutup telah didefinisikan dengan baik, maka tujuan model terbuka serupa dengan suatu tingkat aspirasi dalam arti bahwa ia dapat berubah bila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
1. tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
2. melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yan memuaskan.
3. mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Model terbuka adalah dinamis atas semua urutan pilihan karena tingkat aspirasi berubah sehubungan dengan perbedaan antara hasil dan tingkat aspirasi. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam teori keperilakuan dalam pengambilan keputusan pada bagian lain bab ini.
D. Pengetahuan Tentang Hasil Sistem Pendukung Keputusan

Suatu hasil menentukan apa yang akan bila sebuah keputusan diambil dan/ atau arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil.
Keadaan hasil penjelasan
Kepastian pengetahuan yang dan akurat menegenai hasil tiap pilihan hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
Risiko hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
Ketidak pastian beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tapi tak ada pengetahuan mengenai kemngkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing hasilnya.

Read more!

Materi Kuliah : Sistem Penunjang Keputusan

RENCANA PERKULIAHAN
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
Dosen : Abdul Jamil, S. Kom., MM

Bab I Pendahuluan
Bab II Sistem Penunjang Keputusan dalam Konteks
Bab III Pengambilan Keputusan
Bab IV Pengembangan Data Processing
Bab V Pengembangan Pemodelan
Bab VI Pendekatan SPK
Bab VII Pengembangan Aplikasi SPK
Bab VIIIRancang Bangun SPK
Bab IX Sistem Penunjang Keputusan Kelompok
Bab X System Penunjang Keputusan Intelligent
Bab XI Studi Kasus SPK ( 4 sessi )

Ref :
- Sistem Penunjang Keputusan, Dr. Ir. Kadarsih (ROSDA)
- Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Dadan Umar Daihani (Elek Media
Komputindo Gramedia Jakarta)
- Sistem Penunjang Keputusan, Suryadi (Gunadarma)

Sistem Penilaian
Absent, Quiz Duty Mid Test Final Test Total
10 % 15 25 50 100 %
Catatan :
- Tugas mahasiswa diharuskan membuat miniature ( prototype) SPK
- Jika miniature ( Prototype) yang buat memenuhi syarat minimal B, mahasiswa
tersebut dibebaskan tidak mengikuti final test.
- Absen minimal 75 % ( Jika dalam 1 semester ada 14 pertemuan, maka 75 % dari 14
pertemuan adalah 10,5 pertemuan ( 11 Pertemuan dibulatkan).klik_Disini

Label:


Read more!